Minggu, 29 Desember 2013

Tunngu aku di masa depan


Mungkin aku terlihat tidak mengacuhkan dirinya tetapi sungguh aku tidak bermaksud untuk menghindarinya.

Ketika aku mencoba untuk membuka diri benteng terbesar dalam diri kembali terbentuk. Tameng ini menggeeogoti diri untuk tetap diam dan hanya menganggukan kepala sesekali. Aku mengatakan iya di hadapan teman-temanmu supaya engkau tidak diremehkan mereka. Aku menanggapimu dengan berkata iya, namun dalam hati aku tidak bisa sepenuhnya berkata iya. Biarkan waktu itu berkata iya tetapi di belakang aku akan mengatakan dengan singkat tidak.

You are considered as a pure man for your friends. You are not only called a young man, but you are a boy. How come I can enclose with you. I ever think that I will be the arrogant and selfish, just considering to myself. Nevertheless I do not want to pretend that I do not ignore you. Just maybe  you that can call me that I am the difficult one. Just thinking that I am ignoring you. It is better for you, me, and your friends.

Selasa, 24 Desember 2013

Refleksi tahun 2013



Kadang terasa lucu ketika saya hanya mampu menulis rangkaian kata ini di pagi nan mendung ni hari Natal ini. Senyum tersimpul di bibir ketika membaca ulang tulisan sendiri. Hal yang tiap orang pasti lakukan kalau melihat sejarah hidupnya sendiri. Tertawa ketika melihat naik turunnya emosi. Terdiam ketika mengulas kembali pikiran-pikiran sedih kala dulu. Tetapi inilah dinamika kehidupan yang ingin saya tulis dalam blog ini. Ya, blog saya tidak untuk konsumsi publik sebenarnya. Sekiranya ada yang mau berbagi pengalamannya dengan saya, saya dengan senang hati ingin bertukar pikiran.

Selama setahun terakhir tak terasa kalau dinamika kehidupan saya bergejolak dan berubah menjelang akhir tahun 2013. Setahun yang digelorakan dengan berbagai kebimbangan hati dan ketidakpuasan jiwa. Raga yang ingin melangkah tetapi pikiran tetap jalan di tempat membuat saya tidak melakukan apa-apa selain melanjutkan kegiatan perkuliahan sampai selesai. Syukur teramat harus saya panjatkan kepada Tuhan karena saya mampu mengikuti kuliah tanpa hambatan berarti. Segalanya diberikan dengan mudah, teman, perkerjaan sambilan, dan tugas kuliah. Tugas saya hanya belajar di sini dan saya hanya belajar akhirnya. Apakah saya puas?

Selasa, 03 Desember 2013

Bukti Cinta

Sekarang langit tersenyum di balik sahabatnya, awan. Kadang burung pun tahu bahwa langit tetap tersenyum walaupun awan sahabtanya begitu dekat dengannya hampir setiap waktu. Langit tetap cerah dan bahagia karena dia percaya bahwa matahari selalu ada di sampingnya bahkan percaya matahari akan ada di hatinya menggelorakan semangat yang membarar-bara sehingga geloranya sampai pada manusia yang kadang alpa bahwa Tuhan selalu ada di tempat paling dekat dalam dirinya. Gelora gempita syukur manusia adalah bukti Tuhan ada dalam dirinya. Sungguh, nikmmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Angin pun memberikan ruang pada langit untuk melihat dengan lebih jelas tanah dan rerumputan di bawahnya. Air sungai pun kini mengalir dengan lebih deras mengantarkan pesan hangatnya kepada laut yang kadang tak mampu mengendalikan dirinya sendiri. Setidaknya pesan hangat air sungai mampu menghangatkan dan menentramkan sang Poseidon, dewa Laut menurut orang Romawi sehingga laut mampu membawa pulang kembali para nelayan yang mengais nikmat Tuhan di tengah badai sang Poseidon. Angin pun bersejuk-sejukan di bawah langit yang sedang tersenyum sembari laut mengantarkan nelayan pulang ke pondoknya. Dedaunan pun tak luput dari ingatan sang angin bahwa dirinya dibuktikan kehadirannya oleh dedaunan yang selalu melambaikan kebahagiannya pada manusia. 

Senin, 02 Desember 2013

Aku ini memang seorang peng



Kadang mulut tak mampu mengungkap kalimat untuk menjelaskan semua kejadian masa lalu dan keinginan di masa depan. Ketika mulut pun mampu mengurai kalimat, sang lawan bicara pun tetap menganggap hal itu sama dengan yang lain. Ya, jelas memang sama, yaitu ketika hal itu hanya menjadi pelampiasan kegalauan, entah konflik dengan instansi atau konflik dengan orang terdekat kita. Semuanya berakhir sama yaitu berpisah dan memisahkan diri. Apapun alasannya tidak akan mengubah bahwa intinya adalah meninggalkan segalanya di sini. Kalau saja mulut ini bisa bicara, aku ingin mengungkapkan bahwa ada hal yang besar dalam hati ingin diungkap.

Pertama, dengan kebulatan tekad, aku ingin mulai dari awal tanpa melihat wajah tiga tahun yang lalu yang kelam tanpa harapan dan perjuangan. Ingin tidak memikirkan kawan terdekat. Aku hanya ingin memulai layaknya dari nol belajar. Dengan ilmu beberapa tahun ke depan aku mampu membuktikan aku mampu belajar dan bangkit lagi. Namun, tetap hati ini tertambat pada sebuah rumah mungil di sana. Tambatan bahwa aku mempunyai saudara-saudara yang masih harus orang tua emban, orang tua yang semakin menua menuju masa pensiunnya.

Hujan dan Angin pun Bermimpi

Mungkin aku tidak seberuntung teman yang lain atau aku tidak mencoba hal yang lebih berani daripada teman yang lain atau Tuhan sedang mempermudah jalannya. Namun, satu hal yang pasti dan aku akui bahwa aku tidak berani mencoba hal yang teman lain lakukan yaitu mencari pekerjaan dan pengalaman setelah kelulusan kami. Aku bukanlah orang yang tidak mudah mencoba untuk melakukan hal tertentu. Apa pun akan aku lakukan. 

Saya
Ada teman yang mendapatkan pengalaman bertemu teman dan kawan asing dan baru. Mereka rapat, melakukan kerja sama tim, dan bercengkerama mungkin tapi saya tidak tahu mengapa saya memilih jalan yang lain daripada biasanya, tidak ikut magang atau mencari pekerjaan. Saya juga belajar, membaca, dan berbicara. Inilah yang ingin saya lakukan membuat mulut ini agar tetap tidak diam kalau kita bekerja pada orang lain. Saya ingin membiasakan mulut dan otak bekerja dengan kecepatan yang sama saat ini. Ada orang yang menganggap ini bodoh, tapi bekerja itu adalah hal yang mudah dilakukan, apalagi jika bekerja dengan kekuatan oto dan sedikit otak. Saya sekarang hanya ingin berpikir dahulu dan mencoba mendiamkan diri apakah semua yang saya lakukan akan bermanfaat kelak. Orang lain akan mencemoohkan saya dan bilang saya bodoh. Lalu apa yang harus saya jawab. Saya suka kebebasan.