Jumat, 10 Oktober 2014

Titik keadaan yang membingungkan

Salam.
Selamat malam semua.
Sudah cukup lama ya tangan jemari ini tidak menorehkan kalimat-kalimat penyesalan atau cacian dan makian. Saya sekarang sudah kembali ke rumah, tempat tinggal yang sebenarnya. Sungguh saya ingin merajut asa menggunakan tenaga, pkiran, dan tangan sendiri, tetapi saya sendiri pun tidak mampu membuat diri ini percaya bahwa ini mampu saya lakukan. Entah karena omongan orang lan yang akan mencemooh saya di kemudian hari, saya sungguh sangat takut, Terlebih saya sangat takut pada orang tua saya. Saya bingung sekali sekarang, kadang apakah harus memilih menjadi orang yang menentang terus atau terus menuntut terus kepada orang tua? Say teramat bingung, sungguh, tidak mampu pikiran ini menerawang ke depan. Saya tidak sanggup menjadi seperti itu. Ingin saya memutar waktu, tetapi itu tidak mungkin saya lakukan. saya harus berbuat apa ya Tuhan? Tolong bantu hamba ini.

Apakah melanjutkan menjadi PNS dengan imingan telah berpredikat 'kerja"? atau harus mengganti waktu tiga tahun menjadi tujuh tahun dengan mengasi ilmu di sini? Oh Tuhan, Rasanya semua berpihak pada sesuatu yang disebut uang dan pekerjaan. Aku sangat sangat sedih Ya Allah. Ini saya harus bagaimana? saya masih ingin belajar. Seminggu di sini rasanya seperti mayat hidup. Amat benci pada titik ini. Saya sangat benci.
Tuhan, bantu saya keluar dari sini. Hanya ENgkau yang tahu.