Mungkin aku tidak seberuntung teman yang
lain atau aku tidak mencoba hal yang lebih berani daripada teman yang
lain atau Tuhan sedang mempermudah jalannya. Namun, satu hal yang pasti
dan aku akui bahwa aku tidak berani mencoba hal yang teman lain lakukan
yaitu mencari pekerjaan dan pengalaman setelah kelulusan kami. Aku
bukanlah orang yang tidak mudah mencoba untuk melakukan hal tertentu.
Apa pun akan aku lakukan.
Saya
Ada
teman yang mendapatkan pengalaman bertemu teman dan kawan asing dan
baru. Mereka rapat, melakukan kerja sama tim, dan bercengkerama mungkin
tapi saya tidak tahu mengapa saya memilih jalan yang lain daripada
biasanya, tidak ikut magang atau mencari pekerjaan. Saya juga belajar,
membaca, dan berbicara. Inilah yang ingin saya lakukan membuat mulut ini
agar tetap tidak diam kalau kita bekerja pada orang lain. Saya ingin
membiasakan mulut dan otak bekerja dengan kecepatan yang sama saat ini.
Ada orang yang menganggap ini bodoh, tapi bekerja itu adalah hal yang
mudah dilakukan, apalagi jika bekerja dengan kekuatan oto dan sedikit
otak. Saya sekarang hanya ingin berpikir dahulu dan mencoba mendiamkan
diri apakah semua yang saya lakukan akan bermanfaat kelak. Orang lain
akan mencemoohkan saya dan bilang saya bodoh. Lalu apa yang harus saya
jawab. Saya suka kebebasan.
Saya
suka ketika angin bertiup dengan lembut tanpa harus bertanya kepada
bunga apakah aku perlu membantumu sekarang menyebarkan benih-benih. Saya
suka ketika angin bertiup dengan kencang tanpa bertanya pada pohon
apakah kamu siap aku tumbangkan. Saya cinta ketika hujan turun dengan
lembut tanpa bertanya kepada tanah apakah kamu siap aku basahi. Saya
cinta ketika hujan turun dengan deras ke bumi tanpa bertanya kepada laut
dan sungai apakah kamu siap menampung nikmat Tuhan yang berlebih
kepadamu.
Ketika
semua berjalan sesuai kehendaknya, cukup kata Alhamdulilah yang terurai
dalam ingatan, mulut, dan hati. Ketika angin bertiup sesuai kehendak
hati sang Kuasa dan ketika hujan turun sesuai ketetapan Zat yang
menciptkannya. Apakah pernah sang angin dan sang hujan merengek dan
menyesal melakukan apa yang seharusnya dia lakukan? Sesungguhnya saya
lah manusia paling bodoh di dunia karena tak mampu membaca dan menikmati
kehendak sang Khalik. Saya yang hanya menggerutu dalam kerja, menangis
dalam tidur, dan meronta sat berpikir. Saya dan teman saya diciptkan
untuk membuat mahluk yang lain merasa hadir di dunia dan berguna bagi
yang lain. Kami diciptakan dengan nasih dan tujuan yang berbeda-beda.
Harusnya saya tahu bahwa saya tidak mampu membahagiakan orang tua saya
saat ini layaknya teman yang lain dengan cara mereka sendiri. Namun,
saya sadar bahwa di sini dengan mantap mempunyai tujuan, yaitu terus
berusaha untuk berpikir.
Iri,
dengki, dan dendam adalah tabiat manusia yang tidak dapat dihindari.
Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana memanfaatka semua rasa itu
sehingga menjadi cambuk bagi saya untuk terus memperbaiki diri dengan
cara apapun. Harta bisa menjadi ukuran kehidupan tetapi pengalaman
adalah harta yang tidak dapat dihitung dengan emas mana pun. Saya haya
berharap kepada Tuhan untuk dimudahkan pada saya untuk mendapatkan
pengalaman yang tak terduga,yang belum pernah saya alami, dan tak mudah
untuk diselesaikan layaknya laut yang yang tidak akan pernah tahu kalau
dirinya mampu menggoyahkan dunia dengan serbuan ombaknya, layaknya angin
yang tidak pernah tahu kapan petir akan membantunya memporak-porandakan
isi bumi, dan layaknya matahari yang tidak tahu kapan akan berhenti
menyinari semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar