Ini pilihan sulit sebenarnya untuk menentukan masa depan. Tapi jujur ini passionku dari kecil dari SD, suka menulis kejadian penting di buku kecil atau note kecil. Apalagi berita dunia. Aku suka banget baca buku biografi dan sejarah. Mengetahui latar belakang itu menyenangkan, karena kita akan tahu apa sebabnya.
Dari lulus SMA, semua jurusan di Universitas yang aku daftarin pasti Hubungan Internasional dan Ilmu Komunikasi. Kenapa? Karena aku pengin jadi diplomat sampai sekarang. dari UGM, UI, UNPAD, UNDIP, Paramadina Beasiswa, CIMB Beasiswa. Semua tetek bengek administrasi aku urusin sendir kecuali duit yah, hehe. Gak lolos tuh UGM UI UNPAD, Undip lolos untuk Ilmu Komunikasi (gak ada HI di UNDIP). Aku mencoba kuliah seminggu di UNDIP sebenarnya, hanya mengetes bagaimana kuliah di UNDIP. Aku merasa kurang kompetitif. Mereka anak baru kurang aktif dalam bertanya, aku kurang suka. Lalu aku memutuskan pindah ke STAN, ternyata, selama ospek belum kelihatan seperti apa STAN, sampai aku jalani sendiri, mereka bertanya karena ingin dapat nilai dari dosen, kalau UTS mereka dengan gampang lihat kisi -kisi tau soal yang kadang sudah keluar sebelumnya. Jujur UTS Semeste 1, saya sudah minta pindah.
Sampai detik ini pun saya ingin kembali ke UNDIP. Saya kira saya mendapat kompetitor yang mau diajak berunding bersama membahas masalah kenegaraan. Namun saya tidak mendapatkan apa-apa di sini.
Lihat saja sebelah kamar saya, rasanya tidak pernah dia belajar kecuali kalau UTS atau UAS, santai sekali, tiap malam pergi. IP dia, 3,5 ke atas. Ketika dia turun jadi 3, 2 dia hanya bilang, semua tergantung dosen sih. Oh berarti selama ini IP kamu tinggi karena kebaikan dosen? Kasihan sekali orang-orang seperti ini ya?
Tapi saya tidak mempermasalahkan dia, itu toh urusan dia kan.
Saya mungkin setelah ini,akan berpindah haluan. Saya tetap menyelesaikan d3 saya demi orang tua saya. Demi adik-adik saya. Tetapi kali ini saya tidak mau berkompromi karena kasihan pada diri saya sendiri. Saya menahan sedih sampai saya kena tumor (untuk jinak), pola makan saya yang buruk, stress yang melanda setiap detik, dan ketidaknyamanan setiap harinya.
Sehabis ini saya mencoba kuliah di tempat lain yang sesuai dengan passion, jujur saya di sini bukan untuk berkarier semata, tapi benar-benar mencari apa arti kehidupan yang sebenarnya tanpa berpura pura bertanya demi sebentuk angka 8 atau 9.
Mungkin ini akan terlihat gila untuk banyak orang. Tapi saya mohon, biarkan saya berpikir dan memilih ini, Bukan gelar sarjana yang saya inginkan, hanya sebuah pemuas diri yang saya butuhkan, hanya aktualisasi sebagai manusia yang seutuhnya tanpa kamuflase rasa kasihan atau apapun
Mungkin orang lain akan bekerja sebagai KAP atau di KPP.Saya tidak tertarik dengan hal itu. saya tidak berniat untuk menjadi babu siapapun untuk saat ini. Saya ingin bekerja di passion saya setelah lulus ini, apapun itu.
Semoga dilancarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar