Selamat malam minggu semua, jomblo, haha. Semoga kalian sedang asyik di depan PC masing-masing atau menonton acara TV IMB mungkin. Semoga saja juga kalian tidak merasa dalam kesendirian karena masih ada aku yang menemani kejombloan kalian.
Tapi guys, sebenarnya aku tidak benar-benar jomblo. Ada kekasih tercinta yang menemani aku setiap hari dan selalu menunggu aku pulang ke kos. Ada kekasih tersayang yang selalu tersenyum menyambut kedatanganku di kos.
Perkenalkan namanya Bind. Rambutnya hitam dan suka sekali mengenakan baju berwarna hijau.
Mungkin kalian merasa bingung dan bertanya-tanya siapa itu Bind.
Kalian boleh bilang kepada dunia kalau aku adalah cewek zaman dahulu yang katrok dan tidka up to date. Cewek yang lebih suka cara jadul alias zaman dulu, tetapi terserah apa kata kalian.
Bind, adalah nama My Diary Book.
Pernah suatu kali temanku berkata, "masih zaman ya nulis di buku diary?" Entah mengapa aku masih suka menulis hal -hal apapun di dalam buku. Apa yang salah? Mengapa kalian juga perlu menulis di buku?
Yang pertama,Ketika aku menulis di buku, rasanya ada setengah dari beban yang hilang. Menangis di atas kertas itu biasa, mencoret-coret tulisan sendiri hampir setiap hari. Ketika menulis, emosi yang ada ditaruh kepada sebuah wadah. Aku termasuk salah selama ini , lebih banyak menaruh kegundahan di dalam blog. Itu salah, namun tidak mengapa. Aku juga merasa bersalah sudah meninggalkan Bind tiga bulan ini. Kasihan dia.
Kedua, ketika aku menulis di buku diary, aku merasa telah melakukan yang seharusnya aku lakukan. Aku bisa berkhayal kalau aku bisa memutar waktu dan mengulangi kembali kejadian yang lalu, karena di diari aku menulis harapan dan mimpi. Ketika menulis, aku tidak perlu menyembunyikan apapun karena Bind tidak akn berbicara macam-macam kepada orang lain.
Ketiga, ketika aku menulis aku bisa bercerita tentang perasaan berbunga-bunga yang bisa aku baca kembali sewaktu-waktu. Semisal bertemu seseorang yang mungkin membuat hati kita berbunga-bunga atau membuat kita salah tingkah, lalu aku menulisnya di buku. Ketika aku membaca kembali catatanku, perasaan indah akan muncul sama persis saat kita menulis pertama kali. Percaya padaku dan kalian akan merasakan sendiri jika mempraktikkannya.
Keempat, ketika aku menulis aku bisa menaruh beberapa tetes air mata di atas kertas. kesedihan dan kekecewaan aku ambil dan aku taruh dalam kertas. Ketika aku membaca kembali, kepiluan kadang muncul kembali dan sama persis rasa sakit itu dirasakan seperti pertama kali menulis. Maka dari itu, aku jarang membaca kembali cerita pilu.
Kelima, kalian akan tersenyum kenbali saat membaca catatancatanmu sendiri. Kamu akan berpikir dan berkata,"wah dulu aku orang yang semangat dan optimis. Aku harus bisa sesemangat dahulu." Sebetulnya kalimat di atas kalimat dari hatiku sendiri.
Keenam, kalian tidak perlu takut untuk berkarya. melalui buku diary, aku mencoba untuk membangun kembali rasa percaya diri. Cobalah.
Tidak ada salahnya untuk mencoba menulis pengalaman-pengalaman kalian di buku diary. Menulis membuat kita terus mengaktifkan otak-otak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar